Ikan
gabus adalah sejenis ikan buas yang hidup di air tawar. Ikan ini
dikenal dengan banyak nama di berbagai daerah: kabos (Mhs.) ,aruan,
haruan (Mly.,Bjn), bogo (Sd.),kocolan (Btw.), kutuk (Jw.),bayong,
bogo, licingan (Bms.), dll. Dalam bahasa Inggris juga disebut dengan
berbagai nama seperti snakehead murrel, common snakehead , striped
snakehead ,chevron snakehead, dan juga aruan. Nama ilmiahnya adalah (
Channa striata ).
Kebiasaan Hidup Ikan Gabus di Alam
Benih ikan
gabus tampak seperti serombongan ikan cere (Lebistes reticulates) di
kolam. Gabus malas ini berasal dari Kalimantan, Sumatera, Malaysia, dan
Thailand. Ikan ini hidup di sungai, rawa dengan kedalaman 40 cm, dan
menyukai perairan yang dangkal.
Ikan ini
cenderung memilih tempat yang gelap, berlumpur, berarus tenang, atau
wilayah bebatuan untuk bersembunyi. Di Indonesia, ikan ini ditemukan di
Palembang, Muara Kompeh, Gunung Sahilan, Jambi, Danau Koto, Sungai
Russu, Bua-bua, Banjarmasin, Sintang, Montrado, Batu Pangal,
Smitau,Danau Boran, Pontianak, Sungai Kapuas, Serawak dan Ternate,
Sungai Cisadane, Bengawan Solo, dan beberapa sungai besar lainnya.
1. Kebiasaan makan
Di alam, ikan
gabus menangkap makanan yang jaraknya sangat dekat. Dengan bentuk mulut
yang sangat lebar, bukan halangan bagi ikan ini untuk mengenyangkan
perutnya.
ikan gabus termasuk golongan karnivora. Jenis pakan yang disukai adalah cacing, ikan-ikan kecil, atau organisme lainnya, asalkan masih hidup. setiap harinya ikan ini bisa menyantap pakan ini dalam jumlah yang besar .
ikan gabus termasuk golongan karnivora. Jenis pakan yang disukai adalah cacing, ikan-ikan kecil, atau organisme lainnya, asalkan masih hidup. setiap harinya ikan ini bisa menyantap pakan ini dalam jumlah yang besar .
2. Kebiasaan berkembang biak
Di alam, ikan
gabus kawin pada musim penghujan di tempat yang berpasir bersih. Ikan
ini kawin secara berpasangan. Telurnya akan diletakkan di dasar atau
ditempelkan pada substrat, pinggiran batu, atau akar pokok kayu yang
bersih. Telurnya akan tampak seperti kabut atau kapas yang sangat lembut
dan halus yang menempel pada substrat.
Pengenalan Jenis
Awalnya, ikan
gabus malas adalah hama yang mengusik ketenangan ikan-ikan peliharaan di
kolam, sama seperti belut. Namanya sesuai dengan kebiasaan hidupnya.
Ikan ini hampir-hampir tidak bergerak saking malasnya. Oleh karena itu,
ikan ini harus diberi pakan hidup agar bereaksi. Ikan gabus malas
dikenal juga dengan nama betutu.
Ikan ini
memiliki sisik tipe ctenoid. Artinya, bentuk sisik kecil2 dan
menyelimuti sekujur badannya. Pada bagian kepala sisik, terdapat
moncong, pipi, dan operculum. Bagian operculum sisik ini lebih besar
dibandingkan dengan yang lainnya. Sirip dubur lebih pendek dari sirip
punggung kedua. Ikan ini mudah dibedakan dengan ikan lainnya karena
mempunyai warna tubuh cokelat kehitaman. Pada bagian punggungnya
berwarna hijau gelap, sedangkan warna bagian perutnya lebih terang.
Bagian kepala memiliki tanda berwarna merah muda.
Panjangnya bisa
mencapai 45 cm. Badannya berbentuk bulat panjang. Mulutnya lebar, Sirip
ekor berbentuk membulat (rounded) dengan kulit tubuh dihiasi
belang-belang kecokelatan.
Pemijahan di Kolam
1. Konstruksi kolam
Luas kolam
pemijahan bervariasi antara 200 M2, tergantung ketersediaan lahan. Kolam
berbentuk persegi panjang dengan letak pintu pemasukan dan pembuangan
berseberangan secara diagonal. Tujuannya agar kolam bisa memperoleh air
dari saluran langsung dan pembuangannya pun bisa lancar. Debit air kolam
minimal 25 liter/menit. Pergantian air yang kotinyu akan berpengaruh
positif terhadap proses pemijahan.
Bila lahannya sempit, bisa dibuatkan bak semen berukuran 2 mX 1 m x 1 m untuk pemijahan induk betutu secara berpasangan. Namun, bila mau memijahkan beberapa pasang di lahan terbatas bisa dibuat kolam tembok berukuran 4 m X 2 M X I M.
Bila lahannya sempit, bisa dibuatkan bak semen berukuran 2 mX 1 m x 1 m untuk pemijahan induk betutu secara berpasangan. Namun, bila mau memijahkan beberapa pasang di lahan terbatas bisa dibuat kolam tembok berukuran 4 m X 2 M X I M.
2. Persiapan kolam
Untuk kolam
pemijahan seluas 200 m2, disiapkan induk yang rata-rata berukuran 300 g
sebanyak 35-40 pasang. Sementara untuk kolam kecil, dengan luas 8 m2,
dapat dimasukkan induk sebanyak 3-4 pasang.
Sebelum induk dimasukkan, kolam pemijahan dilengkapi dengan sarang pemijahan berupa segitiga yang dibuat dari asbes. Ukuran panjang segitigiga 30 cm yang diikat dengan kawat dan diberi pelampung untuk mengetahui keberadaannya.
Induk dimasukkan ke dalam kolam pemijahan setelah kolam terisi air setinggi 40-45 cm. Selama proses pemijahan, sebaiknya kolam memper*oleh pergantian air secara kontinyu. Proses pergantian air secara kontinyu ini terbukti mampu merangsang pemijahan hampir semua jenis ikan secara alami.
Sebelum induk dimasukkan, kolam pemijahan dilengkapi dengan sarang pemijahan berupa segitiga yang dibuat dari asbes. Ukuran panjang segitigiga 30 cm yang diikat dengan kawat dan diberi pelampung untuk mengetahui keberadaannya.
Induk dimasukkan ke dalam kolam pemijahan setelah kolam terisi air setinggi 40-45 cm. Selama proses pemijahan, sebaiknya kolam memper*oleh pergantian air secara kontinyu. Proses pergantian air secara kontinyu ini terbukti mampu merangsang pemijahan hampir semua jenis ikan secara alami.
3. Pemijahan
Tingkah laku
pemijahan ikan gabus meliputi 5 tahap, yaitu membentuk daerah kekuasaan,
membuat sarang pemijahan, proses kawin, memijah dan meletakkan telurnya
pada sarang, dan menjaga telurnya.
Memilih Induk
Induk ikan
gabus umumnya dikumpulkan dari alam sebab perlu waktu yang lama dan
pakan yang sangat banyak untuk menghasilkan induk di kolam.
Ciri induk ikan gabus yang berkualitas
Betina :
Badannya berwana lebih gelap.Bercak hitam lebih banyak. Papila
urogenital berbentuk tonjolan memanjang yang lebih besar. membundar,
warnanya memerah saat menjelang memijah. Ukurannya lebih kecil
dibandingkan yang jantan pada umur yang sama.Berbadan sehat.Dewasa.
Jantan :
Badannya berwana lebih terang.Bercak hitam lebih sedikit.Papila
orogenital berbentuk segitiga, pipih, dan kecil.Pada umur yang sama
ukurannya lebih besar daripada betina.Berbadan sehat.Dewasa.
Penetasan Telur dan Perawatan Benih
Telur ikan
betutu berbentuk lonjong, transparan. Ukurannya sangat kecil, kira-kira
hanya bergaris tengah 0,83 mm. Telur tersebut melekat pada dinding
sarang. Setelah kontak dengan air selama 10-15 menit, membran vitelinya
akan mengembang terns dan panjang telur meningkat sekitar 50 % hingga
telur berukuran 1,3 mm.
Penetasan telur
dilakukan di akuarium dengan mengangkat sarang pemijahan yang telah
berisi telur. Sebuah sarang pemijahan bisa ditempati oleh sepasang
induk, tetapi bisa juga ditempati beberapa ekor induk. Kapasitas
akuarium sebaiknya minimal 60 liter. Untuk menjamin proses penetasan,
diberi aerasi agak kuat, dan ditetesi beberapa tetes
Malachytgreen
atau Metilen blue untuk mencegah jamur (fungi). Telur yang terserang
jamur akan tampak putih berbulu dan sebaiknya segera disifon agar tidak
menulari telur yang lain.
Jumlah telur dalam setiap sarang berkisar 20.000- 30.000 butir. Telur tidak menetas dalam waktu yang bersamaan. Biasanya, penetasan berlangsung 2-4 hari. Setelah telur menetas, kekuatan aerator dikurangi. Adapun persentase telur yang menetas antara 80—90%.
Jumlah telur dalam setiap sarang berkisar 20.000- 30.000 butir. Telur tidak menetas dalam waktu yang bersamaan. Biasanya, penetasan berlangsung 2-4 hari. Setelah telur menetas, kekuatan aerator dikurangi. Adapun persentase telur yang menetas antara 80—90%.
Pendederan
Pendederan
dimaksudkan untuk memelihara larva yang baru menetas dan sudah habis
kuning telurnya (yolk sack) ke dalam kolam untuk memperoleh ikan yang
seukuran sejari (fingerling). Pendederan biasanya dibagi menjadi 2
bagian, yaitu pendederan I dan pendederan II.
Pendederan I dilakukan di dalam bak atau kolam yang lebih kecil, berukuran 5 m x 2 m dengan kedalaman 1 m. Kolam ini dipasangi hapa dengan ukuran mata 500 mikron (0,5 mm) yang berukuran 100 cm x 75 cm dan tinggi 60 cm.
Pendederan I dilakukan di dalam bak atau kolam yang lebih kecil, berukuran 5 m x 2 m dengan kedalaman 1 m. Kolam ini dipasangi hapa dengan ukuran mata 500 mikron (0,5 mm) yang berukuran 100 cm x 75 cm dan tinggi 60 cm.
Banyaknya hapa
yang dipasang tergantung benih yang akan ditebar. Kepadatan penebaran di
dalam hapa pada pendederan I yaitu 30.000 ekor /m2 atau 3o ekor/liter
air. Jadi, ke dalam bak tersebut dapat ditampung sebanyak
100.000-150.000 ekor larva, hasil dari 3-5 buah sarang, dengan kedalaman
air 50 cm. Lama pemeliharaan di dalam pendederan I ini yaitu 2 bulan.
Dengan pakan yang disuplai dari luar, akan dihasilkan benih seukuran 1-2
cm dengan tingkat hidup mencapai 20%.
Untuk
pendederan II, dibutuhkan kolam yang luasnya 50 m2 dengan ukuran 5 m x
10 m dan kedalaman kolam 0,7 meter. Kolam dipupuk dengan kotoran ayam
sebanyak 0,5-1,5 kg /m2, tergantung dari kesuburan kolam. Lama
pemeliharaan di pendederan II yaitu 4 bulan dan akan dihasilkan benih
ikan berukuran 10 cm (30-50 g) dengan tingkat kehidupan bisa mencapai
100%.
Pembesaran
Pembesaran
dimaksudkan untuk menghasilkan betutu berukuran konsumsi. Kolam yang
dibutuhkan seluas 200-600 m2.usahakan kolam memperoleh air barn dengan
konstruksi pematang kolam dari tanah dengan terlebih dahulu dipastikan
tidak bocor. Idealnya, kolam
dengan pematang yang ditembok. Di dalam kolam ditempatkan beberapa tempat persembunyian berupa ban bekas atau dawn kelapa karena ikan gabus menghendaki lingkungan yang agak remang-remang.
dengan pematang yang ditembok. Di dalam kolam ditempatkan beberapa tempat persembunyian berupa ban bekas atau dawn kelapa karena ikan gabus menghendaki lingkungan yang agak remang-remang.
terlebih dahulu
kolam dipupuk dengan kotoran ayam dengan dosis 0.5-1.5 kg/m2. Kolam
diairi dengan air yang sudah lewat saringan. Untuk benih berukuran 100 g
dapat ditebarkan 20 ekor/m2, sedangkan yang berukuran 175 g dapat
ditebarkan sebanyak 8 ekor/m2. Dalam tempo 5 bulan, benih yang beratnya
100 g dapat tumbuh menjadi 250 g/ekor, sedangkan yang berukuran 175 g
dapat mencapai berat 400 g/ekor selama 6 bulan.
Demikinlah info singkat tentang Cara Budidaya Ikan Gabus, semoga berguna.